MUSAFIR KEPADA NYA
Oleh: Nasif Tahta Dinillah Hidup ini bagaikan perjalanan panjang menuju keabadian yang paripurna. Suatu perjalanan yang akan menentukan jalan hidup kita, baik ataupun buruk. Seperti Rasulullah yang menggambarkan dirinya bagaikan musafir yang singgah sebentar di waktu malam untuk kemudian melanjutkan perjalanannya di waktu pagi, maka dunia ini serasa amatlah kecil dan receh. Tiada waktu untuk bersenda gurau, tiada waktu untuk bersenang-senang, karena kita akan segera pergi meninggalkannya tanpa bisa kembali lagi. Artinya segala sesuatu yang kita lakukan akan sia-sia, jika kita hanya duduk diam menikmati fatamorgana kehidupan. Ibarat berhenti berjalan dan membangun pondasi yang kukuh, kita merasa tinggal di dunia ini selamanya, tidak akan dibangkitkan, dan merasa bahwa hidup ini hanya sekali lalu kita menikmatinya sembari lupa akan tujuan kita yang sebenarnya dari hidup ini. . Ketika kita tersadar, rupanya kita telah menjauh dariNya, intrik politik melalaikan kita, k...